Koperasi Etika Bantu Kembangkan Perekonomian Masyarakat Enrekang melalui Inovasi Layanan

Koperasi Produsen Enrekang Timur Kasiturutan atau orang biasa menyingkatnya menjadi Koperasi Etika. Koperasi ini berdiri sejak Januari 2020 dan berlokasi di Desa Ranga, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Berada di jalan poros (utama) Enrekang-Toraja, posisi Koperasi Etika sangat strategis. Hampir tidak ada saingan usaha yang serupa di sekitarnya. Koperasi ini memiliki dua jenis usaha, simpan-pinjam dan grosir. Keduanya dijalankan secara bersamaan. Sosialisasi Koperasi Etika dan program-programnya terus dilakukan kepada masyarakat untuk menarik anggota sebanyak-banyaknya. Salah satu kekuatan koperasi adalah seberapa banyak jumlah anggotanya. Hingga Desember 2023, jumlah anggota koperasi ini mencapai 515 orang.

Pengelola koperasi secara berkala keliling untuk mensosialisasikan produk-produk yang ada di Koperasi Etika. Upaya ini dilakukan untuk menarik calon konsumen ataupun kios-kios yang belum menjadi anggota koperasi untuk bermitra dengan koperasi. Pemilik kios nantinya dapat memesan barang dagangannya ke Koperasi Etika, dan Koperasi Etika akan mengantarkan barang pesanannya. Hingga akhir 2023, terhitung sudah 30 kios yang menjadi mitra Koperasi Etika yang tersebar di beberapa Kecamatan.  

Pengembangan usaha koperasi dilakukan dengan membangun kerjasama dengan beberapa perusahaan ternama. Kerjasama ini dibangun untuk menekan biaya atau memperbesar marjin keuntungan. Saat ini, Koperasi Etika sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan makanan dan minuman ternama, di antaranya Wings, Campina, Aice, Indofood, Yakult, dan Surya Nusantara. 

Keberadaan Koperasi Etika berdampak pada munculnya sejumlah usaha di masyarakat. Ini menunjukkan bahwa kemudahaan akses permodalan memberikan peluang yang lebih bagi masyarakat untuk membuka usaha. 
Fitri (31 tahun), misalnya, adalah anggota Koperasi Etika yang impiannya membuka usaha sejak lama terwujud. Saat ini dia membuka kios yang berisi kebutuhan harian. Dia lebih memilih membuka usaha. Sebelumnya dia pernah bekerja di salah satu bank di Kota Makassar. 
Begitu juga dengan pak Arman (64 tahun) yang membuka usaha laundry. Dia membuka usaha setelah pensiun dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). Usahanya berkembang berkat pendampingan dari Koperasi Etika. Saat ini, sudah ada penambahan jemuran baru yang sebelumnya hanya mengandalkan jemuran di rumah. 
Ibu Haslinda (40 tahun) adalah contoh lain bagaimana usaha bengkel motornya semakin berkembang. Sebelum pinjam ke koperasi jenis barang di bengkelnya sangat terbatas. Stok spare part di bengkelnya saat ini relatif lengkap. Terhitung dia sudah empat kali meminjam ke Koperasi Etika dengan total 30 juta. Masing-masing meminjam sebesar 5 juta, 10 juta, 5 juta, dan 10 juta. 



Anggota Koperasi Etika, Haslinda, bersama keluarga dan usaha bengkelnya. Anaknya, Mutiara Aulia, yang saat ini duduk di bangku kelas 1 SD juga anak sponsor Gugah Nurani Indonesia.

Terjadi perubahan sosio-ekonomi di tingkat rumah tangga anggota Koperasi Etika. Perubahan diawali dari penambahan modal usaha yang juga berpengaruh pada tingkat omzet usaha. Hampir semua narasumber mengatakan bahwa hasil usaha mereka digunakan untuk kebutuhan pendidikan anak mereka. Tidak hanya untuk pendidikan, hasil usaha juga digunakan untuk kebutuhan kesehatan. Hal ini dialami oleh pak Abdul Gaffar (40 tahun) pemilik kios, penjual alat-alat bengkel dan pertanian yang istrinya dirawat beberapa waktu lalu. Bahkan 1 dari narasumber (Ibu Nurlinda, 32 tahun) mengatakan hasil usaha yang dikumpulkan digunakan untuk membangun rumah. Begitu juga dengan ibu Diana (47 tahun), anggota Koperasi Etika yang sudah bergabung sejak 2021, yang merasakan manfaat adanya Koperasi Etika. Usahanya mengalami perkembangan pasca peminjaman modal ke koperasi. Terhitung sudah dua kali dia meminjam modal ke Koperasi Etika masing-masing sebesar 3 juta dan 5 juta. Dia mengembangkan usaha makanan (jalangkote) dari modal 100 ribu. Eks guru TK honorer ini memilih jualan jalangkote karena banyak disukai orang. Sebelum menjadi anggota koperasi rata-rata sehari habis 250 pcs. Sementara, setelah menjadi anggota koperasi, jalangkote bisa terjual paling sedikit 300 pcs per hari dan bisa 600 pcs saat ramai.

Faktor Koperasi Etika diminati masyarakat dan usaha anggotanya relatif berkembang, yakni inovasi layanan yang dikembangkan oleh Koperasi Etika. Ini mencakup bunga yang relatif terjangkau, skema cicilan yang bervariatif, dan layanan pendampingan. Dari sekian banyak layanan keuangan mikro di Kabupaten Enrekang, layanan ini bisa dibilang yang terbaik. Penetapan bunganya relatif terjangkau dan kompetitif (18%/tahun menurun). Koperasi Etika hanya kalah dari layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya 6-9% per tahun. Koperasi Etika memberlakukan skema cicilan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, dan tahunan. Skema ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat berdasarkan mata pencahariannya. Layanan pendampingan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan usaha Koperasi Etika. Layanan ini dimulai dimulai dari layanan konsultasi calon anggota koperasi yang akan mengembangkan usaha. Tidak sedikit masyarakat yang merasa bingung dengan usaha seperti apa yang paling cocok untuk dikembangkan. Setelah menjadi anggota dan mengakses permodalan mereka tidak dilepas begitu saja melainkan tetap didampingi, di monitoring, dan produk mereka dipasarkan oleh koperasi.

Ditulis Oleh: Yosfialdi
Diedit oleh: Tim FD

Subscribe to our newsletter
for news and updates