Pemberdayaan Petani Holtikultura Berbasis Agrobisnis dengan Sistem Irigasi Tetes di Desa Golopua Kecamatan Kuwus – Manggarai Barat

Pemberdayaan petani Holtikultura dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan agribisinis. Adanya pemberdayaan diharapkan mampu mengubah cara pikir, cara kerja dan orientasi dalam mengelola tanaman holtikultura.  Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengarahkan petani holtikultura menjadi Agribisnis, sehingga memperoleh nilai tambah pada produk holtikultura yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani.
Program pemberdayaan petani Holtikultura dilaksanakan melalui suatu metode dan langkah kerja yang terencana, terukur dan dapat dievaluasi secara berkala. Pada tahap akhir kekuatan pasar,  ketersediaan bibit dan pupuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sektor agribisnis dan kontinuitas produk. Hal ini dipengaruhi juga oleh perubahan selera konsumen yang bisa mengubah produk apa yang ditanam dan dibesarkan. 











Pada tahun 2023, atas Kerjasama Yayasan Gugah Nurani Indonesia Manggarai Barat CDP dan Pemerintah Desa Golo Pua telah mengembangkan pertanian hortikultura dengan menggunakan sistem Irigasi Tetes. Berbagai aneka sayuran hortikultura telah dikembangkan oleh petani untuk memperkuat ketahanan pangan di desa dan juga pendapatan rumah tangga petani. Kegiatan dimulai pada bulan Mei Tahun 2023 dengan berbagai aktivitas yang dijalankan misalnya sosialisasi program, penguatan kelompok dan stakeholder, pembedengan, persiapan pupuk dan pemupukan, persiapan peralatan,  persemaian bibit, penanaman, pemeliharaan dan panen. Beberapa jenis hortikultura dapat dikembangkan di lokasi dengan sangat baik misalnya Cabe (ada tiga varian), Terong, Kacang Panjang, Wortel dan Buncis. Hingga Akhir Bulan Februari 2024 total produktifitas hasil mencapai 3.604 kg untuk beberapa jenis hortikultura dengan total pendapatan mencapai Rp 62.755.000,- dan masih akan terus bertambah. Beberapa dampak positif dengan adanya kegiatan ini adalah: 
  1. Sayuran yang dikonsumsi oleh petani dan masyarakat di sekitar desa Golo Pua adalah sayuran bernutrisi tinggi karena menggunakan pupuk organik.
  2. Penggunaan pupuk organik ( bokasi ) yang telah dilatih ke petani dilanjutkan secara mandiri untuk pengembangan lokasi hortikultura tersebut.
  3. Petani telah beralih dari pemanfaatan lahan untuk sawah tadah hujan yang dikelola bertahun-tahun  menjadi lahan hortikultura desa dengan perhitungan keuntungan antara dua jenis tanaman tersebut. 
  4. Pemanfaatan cirit hewan di desa dimanfaatkan secara maksimal oleh petani untuk pembuatan pupuk bokasi yang digunakan di lokasi hortikultura sehingga mengurangi polusi lingkungan akibat banyaknya kotoran hewan piaraan di desa.
  5. Semakin banyak warga yang mulai mengembangkan tanaman hortikultura secara mandiri di luar lokasi Irigasi tetes dan menikmati sebagai petani.











Pada akhirnya, tujuan dalam agribisnis adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mempermudah kegiatan pertanian bagi petani. Hal ini untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan bagi para petani, yang sering mengalami kondisi pasar yang bergejolak karena harga tanaman berfluktuasi dengan perubahan kondisi ekonom.

Subscribe to our newsletter
for news and updates