Bapak Senjaya, Petani Rumput Laut
Pada hari minggu yang cerah di Jeneponto, tim Design and Monitoring Evaluation (DME) yang ditemani oleh manajer Koperasi Gugah Mandiri Jeneponto (GMJ) berkunjung ke salah satu rumah anggota koperasi yang berlokasi di Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.
Adapun anggota koperasi yang kami kunjungi tersebut bernama Kahar Daeng Sejaya atau yang akrab dipanggil Pak Sejaya yang telah berusia 42 tahun. Beliau merupakan seorang ayah dari 3 orang anak, dimana anak pertama dan yang ketiga merupakan anak sponsor Gugah Nurani Indonesia (GNI). Namun berhubung anak yang pertama telah berusia 18 tahun, maka tahun ini merupakan tahun terakhirnya mendapatkan dukungan, sedangkan anak yang ketiga masih berusia 5 tahun.
Saat kami datang ke rumah Pak Sejaya, beliau baru saja selesai menggelar sebuah hajatan sunatan anak ketiganya. Begitu melihat kedatangan kami, beliau langsung menyambut dan mempersilahkan kami untuk duduk di ruangan semi terbuka tempat hajatan sunatan yang tadi digelar.
Setelah duduk di bangku yang telah disediakan, kamipun memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud dan tujuan berkunjung ke rumah beliau. Tidak lama kemudian kami pun dihampiri oleh salah seorang keluarga pak Sejaya yang membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat beberapa piring berisi camilan dan 4 gelas kopi hangat. Sambil menikmati hidangan yang telah tersaji kami pun berbincang dan berdiskusi akan banyak hal terkait Koperasi GMJ.
Keinginan Masa Muda yang Terwujud
Pada awal wawancara kami bertanya seputar kehidupan pribadi Pak Sejaya. Ternyata, sedari remaja beliau sudah tertarik untuk bertani rumput laut. Hal ini karena beliau sering melihat para petani di sekitar pantai tempat beliau tinggal, banyak yang menjadi petani budidaya rumput laut.
Bahkan beliau memiliki keinginan pada suatu saat nanti akan memiliki lahan dan bentangan sendiri untuk melakukan budidaya rumput laut. Namun keinginan tersebut terpaksa harus dipendamnya karena tidak memiliki modal untuk memulai. Di samping itu juga beliau masih harus menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu.
Pada tahun 2004, saat beliau berusia 20 tahun keinginan tersebut semakin menguat. Kemudian, beliau mulai mencari solusi untuk mendapatkan uang agar keinginannya memiliki lahan budidaya rumput laut dapat terwujud. Untungnya salah satu hobi yang digeluti beliau adalah memancing di laut, karena pada dasarnya beliau memang menyukai laut.
Pak Sejaya pun dalam beberapa hari mulai berangkat ke laut untuk memancing. Dari hasil pancingan yang didapat, beliau menjualnya ke pasar hingga akhirnya terkumpul uang sejumlah Rp500.000. Berbekal uang hasil pancingan ini lah yang menjadi modal beliau untuk membeli 100 bentangan.
Sementara untuk lahannya beliau dapat secara gratis saat lahan pantai belum diperjual belikan. Sayangnya karena beliau kekurangan tali untuk melakukan pemancangan lahan, sehingga hanya berhasil mendapatkan 1 petakan lahan.
Meski hanya memiliki 100 bentangan dengan 1 petak lahan, beliau dapat menghasilkan omset Rp500.000 setiap kali panen. Sedangkan, dalam setahun mulai dari pembibitan hingga panen dapat dilakukan sebanyak 4 kali apapun kondisi cuacanya. Dari hasil yang diperoleh tersebut Pak Sejaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membuat tabungan pribadi.
Menjadi Anggota Gugah Mandiri Jeneponto (GMJ)
Cerita terus berlanjut tentang bagaimana proses Pak Sejaya menjadi anggota Koperasi GMJ, koperasi binaan GNI. Beliau bercerita walau telah memiliki kesibukan dengan mengelola usaha bertani rumput laut, namun hobinya memancing ikan di laut tidak pernah pudar. Bahkan beliau ingin menjadikan hobi tersebut sebagai mata pencaharian tambahan disamping bertani rumput laut.
Beliau berencana untuk membeli sebuah perahu lagi yang lebih besar agar dapat digunakan untuk memancing di laut lepas, karena perahu yang dimilikinya saat itu hanya dapat digunakan untuk keperluan bertani rumput laut. Maka sebagai salah satu solusi yang dipilih beliau adalah dengan menambah jumlah bentangan dan petakan lahan pertanian rumput laut.
Seiring dengan berjalannya waktu, Pak Sejaya mengalami kendala terkait permodalan untuk memperluas lahan budidaya rumput lautnya. Karena hanya dengan 100 bentangan dan 1 petakan lahan tidak dapat mencukupinya. Hingga saat di awal tahun 2021 ada tim dari GNI yang mengadakan sosialisasi tentang Koperasi GMJ di daerah tempat tinggal beliau.
Setelah acara sosialisasi tersebut berakhir, beliau pun ikut mendaftar sebagai anggota Koperasi GMJ. Namun, beliau belum berani melakukan pinjaman karena khawatir tidak sanggup membayar cicilan, mengingat satu-satunya mata pencaharian beliau saat itu hanya bertani rumput laut dengan skala kecil.
Kebetulan salah satu karyawan Koperasi GMJ tersebut adalah saudari Pak Sejaya, sehingga beliau dapat bertanya lebih jauh lagi tentang Koperasi GMJ secara terperinci. Dari penjelasan saudarinya tersebut, beliau pun mengetahui bahwa bunga pinjaman di GMJ terbilang rendah, yaitu sekitar 0,8%.
Proses pencairannya juga cepat dan jika pembayaran lancar dapat menjadi anggota prioritas yang akan diutamakan jika melakukan pinjaman berikutnya. Setelah mendengar penjelasan tersebut maka pak Sejaya pun membulatkan tekadnya untuk melakukan pinjaman. Untuk pinjaman pertama beliau mengajukan sejumlah Rp5.000.000.
Beliau langsung menggunakan sejumlah Rp2.900.000 untuk menambah 3 petakan lahan dan Rp2.100.000 untuk membeli 300 tali bentangan. Sehingga, penghasilan yang diperoleh beliau dari budidaya rumput laut pun meningkat hingga Rp3.000.000 setiap kali panen.
Hobi yang Menjadi Cuan
Selanjutnya Pak Sejaya menjelaskan kepada kami, bahwa dengan semakin bertambahnya penghasilan yang diperoleh beliau maka peluang untuk membeli perahu pun akan dapat terwujud. Ditambah lagi dengan komitmen beliau untuk menabung sebagian dari penghasilannya setelah dikurangi dengan kebutuhan sehari-hari dan biaya untuk sekolah anak. Perlahan namun pasti tabungan beliaupun terus bertambah.
Setelah cicilan pinjaman yang pertama lunas, Pak Sejaya kembali melakukan pinjaman ke koperasi GMJ untuk kedua kalinya sejumlah Rp10.000.000. Dari pinjaman kedua inilah beliau dapat menambah modal.
Modal tersebut ia gunakan untuk membeli satu perahu baru beserta mesinnya seharga Rp.15.000.000, dimana yang Rp5.000.000 diperoleh dari uang tabungannya selama ini dari hasil bertani rumput laut.
Semenjak memiliki satu perahu yang ukurannya lebih besar, omzet yang diperoleh oleh Pak Sejaya pun meningkat secara signifikan. Sebelumnya beliau menyewakan perahu yang pertama untuk para pemancing, omzet yang ia peroleh hanya Rp.700.000 – Rp.1.000.000.
Setelah memiliki perahu yang lebih besar beliau berhasil memperoleh omset hingga Rp5.000.000 per minggu. Karena di samping menyewakan perahu tersebut bagi para pemancing mania, beliau juga turut serta sebagai pemandu dan ikut serta memancing bersama mereka.
Setelah pinjaman yang kedua tersebut lunas, Pak Sejaya kembali melakukan pinjaman yang ketiga dengan jumlah Rp10.000.000. Pinjaman ketiga ini juga digunakan untuk kembali menambah modal membeli satu perahu baru lagi beserta mesinnya seharga Rp.5.000.000, yang digunakan untuk kebutuhan bertani rumput laut. Sehingga, saat ini beliau telah memiliki 1 perahu untuk disewakan dan 2 perahu untuk budidaya rumput laut.
Dengan demikian terwujud sudah keinginan Pak Sejaya menjadikan hobinya sebagai mata pencarian. Bahkan hasil yang diperoleh dari penyewaan perahu tersebut lebih tinggi dari pada bertani rumput laut.
Bukan itu saja, dari hasil penyewaan perahu tersebut, beliau juga dapat memperluas area pertanian rumput lautnya dengan membeli 200 bentangan dan 2 lahan petakan, sehingga saat ini beliau memiliki 600 bentangan dan 6 petakan lahan.
Di samping itu, juga Pak Sejaya mampu membayar orang upahan untuk mengikat bibit dan memanen rumput laut, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluargannya, kebutuhan biaya sekolah dan jajan anak. Ia bahkan dapat menabung untuk menambah beli perahu lagi, merenovasi rumah, membeli lahan untuk Perkebunan dan memberikan pinjaman kepada beberapa tetangga yang membutuhkan.
Baca Juga:
Perempuan, Rumput Laut, dan Kemandirian Tempat Tinggal
Kisah Impian Pak Winarto: Lebih dari Sekedar Angkringan
Ditulis oleh: Sumedi Parulian
Diedit oleh: Tim FD