Kisah Inspiratif MELATI, Kelompok Wanita Tani Desa Gurung Liwut dalam Mengupayakan Gizi Keluarga

Ketersediaan sayur mayur untuk mendukung gizi keluarga merupakan salah satu  pemicu utama ketertarikan para wanita untuk bertani hortikultura. Mereka merasa bahwa pertanian hortikultura kalau diolah secara baik juga dapat mendukung keuangan keluarga. Sebagai wanita dan ibu rumah tangga, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) sangat merasakan rendahnya akses mereka  untuk mendapatkan sayur mayur dengan berbagai  jenis (variasi) untuk memenuhi gizi keluarga mereka. Mereka harus mengeluarkan uang Rp 50.000 hanya untuk membeli sayur yang mereka inginkan di pasar. Hal ini sangat memberatkan keuangan  keluarga. Dampaknya adalah hampir seluruh  masyarakat di desa Gurung Liwut jarang mengkonsumsi sayuran yang  bervariasi sehingga berdampak kepada kandungan nutrisi pada konsumsi mereka setiap hari. Dampak lainnya adalah uang yang seharusnya beredar di desa akhirnya harus keluar desa (capital fly)  karena tidak tersedianya sayuran di desa mereka. Atas dasar pemikiran itu, maka kesepuluh ibu-ibu bersepakat untuk membentuk  Kelompok Wanita Tani yang diberi nama MELATI. Di pertengahan Maret 2024, Gugah Nurani Indonesia (GNI) Borong CDP memfasilitasi pembentukan Kelompok Wanita Tani di desa Gurung Liwut. Kelompok Wanita Tani ini  berencana untuk fokus mengerjakan pertanian Hortikultura. 

Pada awal April 2024, mereka mulai mengerjakan kebun Demonstration Plot (DEMPLOT) untuk ditanami berbagai jenis sayuran. Dukungan yang diberikan oleh GNI berupa bibit sayuran, obat-obatan, serta pendampingan. Untuk pendampingan, GNI bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dari Dinas Pertanian. Antusias anggota kelompok terlihat pada saat mereka bekerja di kebun DEMPLOT. Di kebun ini, mereka belajar bersama, bertani hortikultura, berorganisasi, dan bekerja sama. PPL juga memberi pelatihan kepada KWT seperti pembuatan pupuk organik, proses persemaian bibit, pemupukan, dan penanaman. DEMPLOT dibuat sebagai tempat belajar bagi anggota kelompok. Saat mereka sudah memiliki pengetahuan yang baik, mereka akan membuka lahan masing masing untuk ditanami berbagai jenis sayuran dan tetap diorganisir oleh KWT Melati.



















Sampai pada awal bulan Juni 2024, kebun DEMPLOT KWT Melati, telah memanen sawi sebesar Rp 150.000. Mereka sangat senang mendapat hasil penjualan  tersebut. Uang hasil penjualan disepakati anggota kelompok untuk dijadikan modal  simpan pinjam bagi anggota. Saat ini, uang tersebut sudah mulai beredar di anggota. Mereka melakukan pinjam meminjam dengan metode pencatatan dan pengolahan pinjaman secara sederhana sesuai dengan kesepakatan kelompok. GNI akan terus memantau dan mendampingi agar mereka mulai terbiasa dengan metode simpan pinjam secara teratur.

Rencana ke depan mereka akan terus  bergerak di usaha pertanian hortikultura dan akan mengembangkan kelompoknya sebagai Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)  dan Penyedia  Sembako (Sembilan Bahan Pokok) bagi anggota dan warga sekitar. 

KWT Melati telah memahami bahwa semua pekerjaan dan usaha butuh proses. Mereka sangat kompak, mau belajar dan mau bekerja sama. 
GNI berharap KWT Melati dapat berkembang dengan baik untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak mereka agar menjadi individu yang berguna dan bertanggung jawab di masa depan. Dengan berkembangnya kelompok ini, diharapkan tercipta lingkungan yang sehat dan produktif. Dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk pendampingan maupun modal, sangat diharapkan untuk mewujudkan tujuan ini. Melalui kolaborasi dan bantuan yang terus menerus, KWT Melati dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi komunitas lainnya.



















Diedit oleh: Tim FD

Dapatkan banyak keuntungan