“Warga masih tidak percaya, air ada di depan mata mereka. Desa compang ndejing sudah punya air bersih!”

Di saat dunia berjuang dengan pandemi Covid-19 dan air menjadi instrumen penting untuk pencegahan penyebaran virus, sejumlah warga di Indonesia masih bergumul dengan ketersediaan air bersih di dalam hidup mereka. Warga Desa Compang Ndejing, dari Kabupaten Manggarai Timur, NTT salah satunya. Satu-satunya sumber air yang mereka gunakan adalah air dari sungai Wae Musur. Letaknya sekitar 3 kilometer dari pemukiman warga. Jalan menuju sungai juga terjal dan bukan air bersih yang biasa diambil warga, melainkan air keruh yang kuat dengan kandungan bakteri E.coli, diketahui setelah hasil pengujian laboratorium. Tidak ada sumber mata air di desa. Pilihan lainnya adalah dengan menadah air hujan ketika musim penghujan tiba. Bisa juga membeli air minum kemasan, namun warga tidak selalu mampu karena uangnya belum tentu ada.

“Warga masih tidak percaya, air ada di depan mata mereka. Air mengalir begitu deras dan bening, tidak keruh seperti air sungai”, ungkap Ahmad Djabur, wakil warga yang juga menjabat sebagai Kepala Desa. Lebih lanjut diceritakan bahwa fasilitas ini yang pertama mengalirkan air bersih sejak desa diresmikan di tahun 1970. Bahkan, pertama kalinya juga air bersih bisa dimiliki oleh tiga generasi warga yang saat ini tinggal di Compang Ndejing!

Kondisi geografis menjadi tantangan terbesar dalam upaya mendatangkan air bersih. Gugah Nurani Indonesia bekerja sama dengan konsultan, pemerintah desa, dan warga, pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan pompa air bertenaga surya. Pompa air ini memiliki fungsi filtrasi dan sanggup mendorong air dari sungai Wae Musur ke ketinggian 77 meter secara vertikal menuju bak penampungan utama sejauh 800 meter. Sumber daya tenaga surya sangat bisa diandalkan, karena selain musim panas di wilayah ini lebih panjang setiap tahunnya, biaya operasional dan pemeliharaan yang dibutuhkan tidak akan membebani warga.

Menurut bapak Ahmad, warga menyambut baik proyek air bersih yang diinisiasi Gugah Nurani Indonesia. Pemerintah desa sudah menyiapkan anggaran untuk pemeliharaan dan pembebasan lahan juga sudah dilakukan. Secara sukarela, warga menyerahkan tanahnya untuk dibangun bak-bak penampungan dan jalur-jalur pipa. Selain itu, komite air juga telah dibentuk untuk pemeliharaan fasilitas air bersih ini.

Peresmian fasilitas air bersih telah dilakukan di bulan Desember 2020 dengan upacara adat. Sementara serah terima fasilitas dari Gugah Nurani Indonesia ke pemerintah desa Compang Ndejing juga sudah dilakukan di bulan Januari 2021.

“Kami banyak sekali terbantu. Anak-anak tidak perlu setiap hari berjalan ke sungai untuk ambil air. Ibu-ibu bisa masak dengan air bersih. Nantinya kami juga bisa mengalirkan air ke kebun supaya lebih subur. Kalau sebelumnya kami hanya bermimpi, sekarang desa Compang Ndejing sudah punya air bersih!” tutur Ahmad.
 

Dapatkan banyak keuntungan

Contact us on WhatsApp