Guna mempersiapkan para guru untuk menghadapi perubahan kurikulum tersebut, Gugah Nurani Indonesia memberikan pelatihan pada 25 guru SD/MI di Desa Bulu Cina, Kabupaten Deli Serdang. Pelatihan ini dilakukan selama 2 hari, dari 13-14 November 2024.
Pendekatan Deep Learning
Kabarnya perubahan kurikulum terbaru akan mengedepankan pendekatan Deep Learning atau pembelajaran mendalam. Pembelajaran ini berforuks pada pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Oleh karena itu, pelatihan ini berfokus pada pelatihan pembelajaran aktif dan bertujuan untuk membantu guru menerapkan metode pembelajaran yang lebih aktif, bermakna, dan menyenangkan. GNI berupaya memastikan para guru di wilayah dampingan untuk siap menghadapi perubahan tersebut.
“Kami ingin membantu guru-guru agar lebih terampil menjalankan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara langsung, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna”, Ucap Juliana Nainggolan, Project Officer GNI.
Juliana mengatakan bahwa pelatihan ini mengenalkan metode yang sejalan dengan prinsip Deep Learning, yaitu metode MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi). Ia juga menambahkan bahwa apapun nama kurikulum yang akan digunakan nantinya, metode pembelajaran aktif ini akan tetap relevan.
Salah satu fasilitator dan Pengajar Praktik Guru Penggerak, Pak Pahot Nababan, menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah inti dari semua kurikulum yang pernah diterapkan.
“Metode ini adalah ruh dari pendidikan. Guru tidak perlu khawatir dengan perubahan kurikulum, karena esensinya tetap sama, yaitu menggali potensi siswa dengan mendalam,” jelasnya.
Menurutnya terdapat 3 elemen utama yang penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan, langkah-langkah, dan asesmen. “Guru perlu merancang tujuan pembelajaran, langkah-langkah untuk mencapainya, serta asesmen yang membantu siswa memahami materi secara aktif,” lanjutnya.
Manfaat Pelatihan Pembelajaran Aktif
Banyaknya manfaat dari pelatihan pembelajaran aktif ini, sehingga para peserta merasa bersyukur dapat mengikuti pelatihan ini. Salah satunya Ibu Sugiati, Guru SDN 101760 Bulu Cina.
“Pelatihan ini membantu saya merancang pembelajaran yang membuat siswa lebih antusias. Sebelumnya metode saya masih monoton, tetapi sekarang saya lebih memahami kebutuhan siswa,” jelasnya.
Ibu Krisnawati Handayani, guru SD Negeri 106148 Bulu Cina, juga menyampaikan hal yang sama. Ia merasa materi yang disampaikan sangat aplikatif, sehingga ia sangat mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan ini.
“Saya jadi lebih paham cara mendesain pembelajaran, terutama terkait Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),” ujar Ibu Krisnawati Handayani, guru SD Negeri 106148 Bulu Cina.
Ditulis oleh: Anwar Suhut
Diedit oleh: Tim FD