Awal Kisah Ibu Erna
Pada Selasa, 21 Mei 2024, tim DME (Design Monitoring Evaluation) berkesempatan untuk melakukan monitoring dan evaluasi ke daerah Rawa Badak Selatan. Di sana tim DME menemui Ibu Erna, penerima manfaat dari CDP (Community Development Program) Batavia, yang adalah seorang anggota Koperasi BMB (Batavia Maju Bersama).
Sebagai ibu rumah tangga yang berusia 46 tahun, Ibu Erna memiliki sebuah keinginan, yaitu meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Salah satunya dengan cara membantu keuangan keluarga. Jika hanya berharap dari penghasilan suami, kebutuhan keluarga sehari-hari, biaya sekolah anak, dan keperluan rumah tangga lainnya masih belum terpenuhi.
Agar dapat mewujudkan keinginannya tersebut, Ibu Erna berniat untuk membuat sebuah usaha berupa jualan jajanan gorengan. Namun, untuk memulai usaha tersebut, ia mengalami kendala dalam hal permodalan.
Dengan nada sedih, Ibu Erna mengatakan bahwa beliau awalnya ingin meminjam uang dari saudaranya, tapi ada rasa sungkan mengingat kondisi keuangan saudaranya juga pas-pasan. Ia juga sempat ingin meminjam pada bank keliling atau rentenir, tapi batal karena jumlah bunganya besar sekitar 40 persen dan harus membayar cicilan perhari.
Akhirnya Ibu Erna menabung secara pribadi agar keinginannya membuka usaha terwujud. Sejak itu Ibu Erna pun mulai menabung dengan cara menyisihkan beberapa rupiah dari uang yang diberikan oleh suaminya untuk kebutuhan sehari-hari keluarga.
Namun, hal tersebut dirasakan tidak mudah, karena ketika uang yang ditabung sudah mulai terkumpul sekitar Rp300.000, ada saja kebutuhan mendadak yang mengharuskan Ibu Erna menggunakan uang tabungan tersebut. Contohnya seperti membayar pengobatan anak saat sakit, ada saudara yang datang meminjam dan kebutuhan lainnya.
Tantangan dalam Membuka Usaha
Setelah menabung sekitar 1,5 tahun, terkumpul uang sebesar Rp500.000. Dengan uang tersebut, beliau langsung menggunakannya untuk membuka usaha pada tahun 2022. Beliau membuka usaha jajanan gorengan, karena melihat banyak anak-anak di lingkungan sekitar yang dapat menjadi target pembeli. Di samping itu, tidak ada usaha serupa di lingkungannya, sehingga tidak ada saingan.
Meskipun kondisi sekitar wilayah tempat usaha cukup ramai, namun belum banyak orang yang membeli dagangannya. Hal ini karena jenis dagangan yang dijual hanya satu jenis saja, yaitu gorengan dan jumlahnya juga terbatas. Sehingga, omzet yang diperoleh hanya sekitar Rp100.000 perhari.
Ibu Erna memiliki keinginan untuk menambah jenis dan jumlah dagangannya, tapi tidak memiliki modal tambahan. Sementara, di daerah tempat tinggal beliau hanya ada bank keliling dengan bunga tinggi dan cicilan harian dan mingguan.
Sosialisasi Koperasi Batavia Maju Bersama (BMB)
Setelah berusaha selama satu tahun membuka usaha, suatu hari ibu Erna diajak mengikuti sosialisasi tentang Koperasi Batavia Maju Bersama (BMB). Beliau diajak oleh salah satu pengurus koperasi, yang kebetulan bertempat tinggal dekat dari rumahnya dan ditawarkan untuk bergabung menjadi anggota koperasi.
Setelah mengikuti sosialisasi tersebut, Ibu Erna melihat banyak ibu-ibu yang masuk menjadi anggota, sehingga beliau tertarik untuk bergabung. Di samping itu, beliau juga mendengar adanya kemudahan untuk mendaftar menjadi anggota Koperasi BMB, dimana cukup dengan memiliki usaha dan mendaftarkannya ke koperasi.
Selain itu, pinjaman awal langsung tinggi, tidak perlu memberi jaminan terlebih dahulu untuk dapat melakukan pinjaman. Bunganya pun kecil, hanya 18 persen dengan cicilan dibayarkan setiap bulannya. Alasan lainnya, beliau mau bergabung adalah karena memiliki anak yang merupakan anak sponsor GNI (Gugah Nurani Indonesia).
Pengalaman Bergabung dengan Koperasi Batavia Maju Bersama
Setelah menjadi anggota koperasi, Ibu Erna mulai melakukan pinjaman. Pinjaman pertama di tahun 2023, beliau memperoleh pinjaman sejumlah Rp3.000.000 dan pinjaman kedua di tahun 2024, sejumlah Rp5.000.000. Hingga saat ini, pinjaman pertama sudah lunas, sedangkan pinjaman kedua sedang berjalan 2 bulan. Selama proses peminjaman Ibu Erna selalu membayar tepat waktu.
Kemudian dengan mata berbinar, Ibu Erna mengatakan bahwa pinjaman tersebut membuat beliau dapat mengembangkan usahanya, dimana jumlah jualan semakin banyak dan jenisnya pun semakin beragam. Selain gorengan, kini beliau juga menjual bakso dan sempol ayam.
Dengan semakin berkembangnya usaha Ibu Erna tentunya memberikan peningkatan pada penghasilan usahanya. Jika di awal omzet usahanya hanya berkisar Rp100.000, kini meningkat menjadi Rp300.000 atau lebih perharinya.
Keinginan yang Mulai Tercapai
Hasil usaha tersebut tentunya dapat membantu meringankan kebutuhan keluarga sehari-hari dan juga untuk membiayai sekolah anak. Selain itu, Ibu Erna juga dapat membayar setoran cicilan koperasi dari hasil usaha yang telah berkembang.
Bahkan, dengan hasil usaha tersebut Ibu Erna dapat melakukan pemutaran uang antara jajanan gorengan dan bakso. Sementara itu, cicilan dapat disetor sendiri ke koperasi, dijemput pengurus dan bisa lewat transfer.
Saat kami bertanya apa dampak yang dirasakan oleh ibu Erna sejak menjadi anggota Koperasi BMB, dengan semangat beliau menjawab, ia tak hanya mendapat keuntungan material namun juga keuntungan lainnya.
Contohnya seperti ilmu yang ia dapat pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang diadakan untuk sharing para anggota BMB. Ia juga mendapatkan ilmu tentang koperasi, diajarkan tentang koperasi, arti simpan pinjam, dan cara menabung untuk hari tua. Disamping itu, Ibu Erna juga mendapatkan teman baru yang dapat saling mendukung dapat saling bertukar pikiran dalam menjalankan usaha.
Kisah Ibu Erna ini merupakan satu kisah dari ribuan penerima manfaat koperasi yang dikelola oleh GNI. Temukan cerita inspiratif lainnya dari anggota koperasi lainnya! Bagikan juga kisah ini untuk tebarkan inspirasi ke sekelilingmu.
Baca kisah inspiratif lainnya:
Ibu Rumah Tangga Berdaya: Dari Atlet Karate hingga Buka Toko Kue Sendiri
Kisah Impian Pak Winarto: Lebih dari Sekedar Angkringan
Ditulis oleh: Ryan Sumedi
Diedit oleh: FD Team