Published 23 July 2024
Dari Gugah Nurani Indonesia ke United Nation Kisah Perjalanan Yunanda Aditiya dari Kecil Menuju Sukses, Termasuk Pengalamannya di Kenya
Hai, perkenalkan nama saya Yunanda Aditiya berumur 22 tahun yang hidup bersama seorang wanita hebat, yaitu ibu dan 5 saudara saya. Ayah meninggalkan saya ketika saya berusia 8 tahun. Membuat saya harus hidup lebih mandiri dan kuat. Saya dibesarkan di sebuah desa kecil di Indonesia, yaitu desa Bulu Cina, di mana kehidupan merupakan perjuangan yang terus-menerus. Keluarga saya tinggal di rumah yang sederhana, dan seperti banyak tetangga dan sahabat, saya menghadapi tantangan sumber daya dan kesempatan yang terbatas. Terlepas dari kesulitan-kesulitan tersebut, semangat saya tidak pernah padam, dan mimpi saya tidak terbatas.
Sejak usia dini, saya menunjukkan rasa ingin tahu yang tak terpuaskan dan kecintaan yang mendalam untuk belajar. Ibu dan saudara saya, yang menyadari potensi saya, mulai mendukung dengan cara-cara yang mereka bisa.
Saya selalu bekerja setelah pulang sekolah. Tidak ada kata bermain di fikiran saya, saya hanya ingin terus belajar dan menabung agar saya bisa membeli sesuatu tanpa meminta kepada ibu saya.
Ketika saya umur 10 tahun dimana saya berada di bangku sekolah dasar, di hari itu saya pertama kali bertemu dan berkenalan dengan staf-staf Good Neighbor Indonesia atau Gugah Nurani Indonesia. Mereka memberikan saya kesempatan untuk menjadi bagian dari anak sponsor mereka. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan dari Good Neighbor terutama Gugah Nurani Indonesia. Yang awalnya saya tidak suka berbahasa Inggris dan saya mulai belajar bersama guru terbaik yang Good Neighbor sediakan, bukan cuma les bahasa inggris ada juga les matematika, makanan dan minuman sehat gratis setiap minggu. Dan bahkan saya diberi perlengkapan sekolah seperti tas, baju, buku, sepatu dan lainnya.
Saya ingat ketika ada pengumuman untuk study tour ke salah satu tempat wisata terkenal yang ada di Indonesia bahkan seluruh turis warga asing datang kesana, yaitu Danau Toba. Tujuan Good Neighbor Indonesia membuat study tour kesana adalah untuk melatih percakapan dan keberanian langsung berbicara dengan warga asing atau turis. Dan saya terpilih untuk mengikutinya. Itu pengalaman pertama saya untuk bisa berbicara langsung dengan turis warga asing dan juga melatih keberanian saya.
Selain saya berubah awalnya tidak suka bahasa Inggris menjadi suka dan bisa berbicara bahasa inggris, manfaat lainnya setelah saya menjadi anak sponsor Good Neighbors, yaitu gizi yang tercukupi, dimana sebelum saya menjadi anak sponsor saya memiliki badan yang sangat kurus tetapi setelah mereka memberikan saya makanan setiap minggu dan minuman susu setiap hari badan saya mulai berisi dan kemampuan berfikir saya pun berubah. Bukan hanya dari gizi yang baik saya juga lebih brani untuk tampil di depan umum contohnya ketika tamu dari warga Korea atau staf Good Neighbors Korea datang, mereka selalu mempercayai saya untuk memberikan kata sambutan.
Seiring dengan pertumbuhan saya, begitu pula dengan prestasi saya. Saya berprestasi di sekolah dan memenangkan beberapa kompetisi sains dan seni lokal. Yang awalnya ibu saya hanya meminta saya untuk sekolah sampai menengah pertama saja, dikarenakan kondisi finansial yang tidak memungkinkan saya untuk bisa lanjut ke jenjang Sekolah Menengah Atas berkat dedikasi dan kecerdasan saya menarik perhatian orang tua dan keluarga saya. Saya pun meyakinkan mereka bahwa sekolah itu tidak mahal dan banyak beasiswa di luar sana yang menunggu, saya pun memberanikan diri untuk ikut tes ujian masuk Sekolah Menengah Atas di salah satu sekolah terbaik di daerah saya, saya diterima di sekolah unggul terbaik yang ada di kecamatan Hamparan Perak, yaitu SMA Negeri 1 Hamparan Perak, sebuah sekolah menengah bergengsi di salah satu kecamatan Hamparan Perak. Ini adalah titik balik dalam hidup saya. Yang membuat ibu saya berfikir kembali dan semangat untuk melanjutkan saya bersekolah, yaitu saya merupakan salah satu siswa yang terpilih dari beribu siswa yang terdaftar dan nama saya berada di posisi ke-5. Saya mendaftar dengan 9 teman kecil saya sekaligus tetangga saya lainnya tetapi, hanya saya saja yang diterima di sekolah tersebut. Sehingga, ibu saya bangga dan memberikan dukungan kembali kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas.
Di SMA Negeri 1 Hamparan Perak, saya menghadapi tantangan baru, tetapi tekad saya tidak pernah goyah. Saya bekerja keras, sering belajar hingga larut malam, dan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, paskibra, kesenian, dan juga olaraga. Dorongan dari orang tua, saudara, dan juga sababat selalu menjadi sumber motivasi. Orang tua saya bangga dengan prestasi dan terus mendukung saya dari jauh.
Kerja keras saya terbayar ketika saya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas ternama di Medan, yaitu Politeknik Negeri Medan dengan Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Jurusan Teknik Elektro. didorong oleh hasrat untuk mengatasi masalah lingkungan yang mempengaruhi desa asalnya. Selama masa kuliah, saya melakukan banyak kegiatan. Saya sering diundang untuk mengisi acara besar yang ada di kampus seperti bernyanyi, mc, dan lainnya.
Dedikasi dan ketekunan selama bertahun-tahun berujung pada pencapaian yang luar biasa, setelah lulus dengan nilai yang baik, saya melamar di perusahaan yang ada di Eropa yang bekerjasama dengan pemerintahan pendidikan inonesia dan saya diterima di perusahaan Continental Mako yang ada di negara Hungaria. Saya diberikan kesempatan untuk tinggal di luar negeri.
Perusahaan ini membuat saya bisa membantu finansial keluarga dan juga pengalaman yang luar biasa. Selain itu, saya bisa mewujudkan cita-cita saya, yaitu bisa traveling ke berbagai negara. Saya pun sudah mengelilingi 25 negara baik benua Eropa, Asia, dan juga Afrika. Dengan hasil kerja keras saya selama ini.
Dari Gugah Nurani Indonesia ke United Nation
Pada tahun kedua saya tinggal di Hungaria. Saya mendapatkan email dari Good Neighbor untuk menghadiri konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ada di Kenya. Saya pun sangat senang dan bingung. Dengan dukungan ibu dan keluarga saya, saya pun menerima undangan tersebut.
Saya diundang untuk berbicara di acara event side konferensi PBB tentang digital kooperasi di Kenya. Ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa, sebuah bukti atas kerja keras dan dukungan yang tak tergoyahkan dari orang tua dan juga sahabat saya.
Ketika saya turun dari pesawat di Nairobi, saya dipenuhi dengan perasaan gembira dan kagum. Kenya, dengan bentang alamnya yang kaya dan budayanya yang semarak, adalah tempat yang selalu saya impikan untuk dikunjungi. Konferensi tersebut diadakan di Nairobi, tetapi saya mengambil kesempatan untuk menjelajahi kota tersebut. Lagi - lagi, Good Neighbor adalah tangga untuk mewujudkan impian saya, terbang dengan maskapai yang saya impikan dari kecil, yaitu Qatar Airlines.
Saat berjalan di jalanan Nairobi, saya merasakan rasa syukur yang mendalam. Saya membayangkan perjalanan dari sebuah desa kecil di Indonesia hingga ke panggung global PBB. Ini adalah perjalanan yang dimungkinkan oleh kebaikan dan dukungan dari para sahabat dan orang tua yang baik.
Saya menangis saat saya memijakan kaki di gerbang PBB. Walaupun, saya hanya sebagai partisipasi dalam konferans? perserikatan bangsa-bang, Kedatangan saya ke konferensi PBB di Nairobi, Kenya, menandai tonggak penting dalam hidup saya. Saat melangkah masuk ke dalam pusat konferensi yang megah, saya dikejutkan oleh keragaman dan dinamika lingkungan. Para delegasi dari seluruh dunia, yang mewakili budaya, bahasa, dan perspektif yang berbeda, berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu global yang mendesak.
Pusat konferensi penuh dengan aktivitas. Spanduk dan bendera dari berbagai negara menghiasi lorong-lorong, dan udara dipenuhi dengan suara diskusi yang hidup. Saya merasakan kegembiraan dan kegugupan saat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan orang orang hebat. Ini adalah momen bagi saya untuk menambah pengetahuan, pengalaman yang luar biasa, dan berkontribusi pada dialog global tentang perubahan iklim.
Hari kedua di Nairobi, Kenya tepatnya di salah satu universitas terbaik di Kenya, yaitu Kenyatta University, adalah hari dimana saya harus membacakan pidato. Saya mengenakan jas abu-abu, sebagai bentuk penghormatan terhadap formalnya acara tersebut.
Selama konferensi, saya menyampaikan pidato yang kuat tentang pentingnya kerja sama digital global dalam mengatasi perubahan iklim, berbagi wawasan dari pengalaman dan pengetahuan saya, dan menekankan perlunya praktik dan kebijakan yang berkelanjutan. Pidato saya disambut dengan tepuk tangan meriah dan banyak delegasi yang mencari saya untuk berdiskusi lebih lanjut.
Ketika saya berjalan menuju aula utama, saya melihat deretan pembicara yang mengesankan, termasuk para dosen, mahasiswa universitas kenya, dan juga beberapa opnum Good Neighbor. Suasana terasa sangat bersemangat, penuh dengan rasa urgensi, dan tujuan.
Ketika saya naik ke atas panggung, saya merasakan gelombang ketenangan menyelimuti saya. Saya memulai pidato dengan menyapa menggunakan bahasa Kenya, yaitu Swahili dan lanjut menceritakan perjalanan pribadi saya dari sebuah desa kecil di Indonesia hingga ke panggung internasional. Saya berbicara dengan penuh semangat tentang tantangan lingkungan yang dihadapi oleh negara asal saya dan solusi inovatif yang telah saya teliti. Kata-kata saya sangat kuat, berdasarkan bukti ilmiah, dan kisah-kisah yang menyentuh hati.
"Saatnya untuk bertindak sekarang," saya menyimpulkan, suara saya bergema di seluruh aula. "Kita harus bekerja sama, melintasi batas-batas negara dan disiplin ilmu, untuk melindungi planet kita untuk generasi mendatang."
Setelah selesai, para hadirin memberikan saya tepuk tangan meriah. Bukan hanya karena kata-kata saya, tetapi juga karena semangat dengan komitmen saya. Saya merasakan pencapaian dan rasa syukur yang mendalam. Saya telah membuat orang tua dan saudara saya bangga dan berkontribusi dalam percakapan global yang kritis.
Selama kunjungan saya, saya mengambil kesempatan untuk menjelajahi Nairobi. Saya mengunjungi Taman Nasional Nairobi bersama teman saya yang berasal dari negara Ukraina dan salah satu staf Good Neighbor, di mana saya mengagumi satwa liar yang berkeliaran dengan latar belakang cakrawala kota. Saya menghabiskan satu sore di sana, belajar tentang kehidupan penulis terkenal "Out of Africa". Pengalaman ini sangat mendidik dan menginspirasi, memperdalam apresiasi saya terhadap warisan alam dan budaya Kenya.
Di hari terakhir saya di Nairobi, sebelum saya check out hotel dan meninggalkan kenya, saya merefleksikan perjalanan saya. Berdiri di jendela kamar hotel, sambil melihat kota yang sangat indah dan bangunan mall yang mewah, saya merasakan kepuasan yang mendalam. Dukungan dari orang tua sahabat dan saudara saya, dorongan dari para mentor saya, dan dedikasi saya yang tak kenal lelah telah membawa saya sampai pada saat ini.
Ketika saya bersiap untuk kembali ke Hungary, saya tahu bahwa pengalaman ini akan selalu saya kenang dan saya ingat. Koneksi yang telah saya bangun, pengetahuan yang saya dapatkan, dan kenangan yang saya ciptakan akan menjadi bahan bakar bagi usaha saya di masa depan. Saya semakin bertekad untuk mendorong perubahan positif dan melanjutkan pekerjaannya di bidang digital yang ada dilingkungan saya.
Saat meninggalkan Kenya dengan hati yang penuh rasa syukur dan tujuan yang baru, siap untuk menginspirasi dan memimpin dalam memperjuangkan masa depan yang berkelanjutan. saya tidak hanya membawa kenangan akan keindahan Kenya yang menakjubkan, tetapi juga komitmen baru untuk membuat perubahan. Saya tahu bahwa kesuksesan saya bukan hanya milik saya sendiri, dan bukan hanya karena doa saya sendiri, tetapi juga milik semua orang yang telah mendukung dan mendoakan saya selama ini terutama ibu, saudara, dan sahabat saya. Dan dengan pemikiran ini, saya melanjutkan pekerjaan, terinspirasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat dan juga dunia. Saya sangat berterima kasih kepada Development GN dan Gugah Nurani Indonesia yang telah memberikan saya kesempatan dengan pengalaman yang sangat luar biasa.
From Gugah Nurani Indonesia to United Nation.
“Karena saya selalu berfikir, bahwa dalam hidup ini kita memiliki mimpi-mimpi yang indah,
jangan takut untuk memiliki mimpi karena,
jika anda bisa melakukannya berarti anda bisa mewujudkannya. Dan jangan takut, jalani saja, dan lakukan semuanya pokok demi pokok dengan doa cinta.
Karena dirimu adalah kamu. Dirimu adalah keunikanmu dan kepercayaan dirimu.”
Ditulis oleh: Yunanda Aditiya
Diedit oleh: Tim FD
Dapatkan banyak keuntungan