Tanggap Darurat Banjir & Longsor di Bogor

Curah hujan  dengan intensitas tinggi serta meluapnya aliran sungai menyebabkan tanah longsor dan banjir di wilayah Bogor, Jawa Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) melaporkan banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor sejak 22 Juni hingga 15 Juli 2022. Terdapat 14 desa yang terdampak. Sejumlah rumah warga rusak dan 2 jembatan penghubung warga putus. Korban sebanyak 3.123 keluarga atau 2.425 orang terkena dampak, 335 orang mengungsi, 3 orang luka ringan, 1 hilang, dan 1 meninggal dunia.

Tim tanggap darurat Gugah Nurani Indonesia didukung KOICA memberikan bantuan kepada penyintas bencana berupa distribusi logistik (bahan makanan dan paket sanitasi), renovasi toilet, dan dukungan psikososial dasar. Proyek ini dilaksanakan dari bulan November 2022 hingga Desember 2022. Dari 14 desa yang terkena dampak, cakupan area tanggap darurat GNI mencakup 5 desa di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Pamijahan (Desa Gunung Picung, Desa Purwabakti, dan Desa Cibunian) dan Kecamatan Leuwiliang (Desa Purasari dan Desa Puraseda).

Distribusi bahan pangan dan paket sanitas diberikan kepada 359 keluarga. Kami melakukan distribusi dibantu oleh Tagana, dengan mendatangi masing-masing lokasi relokasi dan tempat tinggal warga. 



Sementara itu, layanan psikososial dasar (LDP) diberikan melalui kerja sama dengan 3 sekolah terdampak. Kegiatan dibagi ke dalam 10 sesi dengan total partisipasi oleh 1.420 anak-anak, terdiri dari 772 perempuan dan 648 laki-laki. Anak-anak turut antusias pada kegiatan LDP ini. Pihak sekolah juga merespon baik dengan berencana memasukkan kurikulum mitigasi ke dalam silabus pembelajaran.












GNI juga melakukan renovasi toilet umum sebanyak 2 unit yang telah melewati beberapa tahapan dari mulai perencanaan, pembukaan lahan (mitigasi kerentanan terhadap longsor), pembangunan, dan pengecekan sumber air serta peningkatan kesadaran terhadap kesehatan dan sanitasi. Masyarakat berperan penting dalam percepatan pencapaian kegiatan. Dengan mengusung semangat ‘Gotong Royong’ sebagai kearifan lokal, yaitu masyarakat bekerja secara bersama dan saling membantu untuk mencapai tujuan tertentu. Masyarakat juga berperan aktif membantu dalam membawa bahan baku batu dan pasir dari sungai, serta menghibahkan tanah untuk lokasi sanitasi umum guna menjamin keberlanjutan fasilitas tersebut. 

“Rumah saya rusak karena banjir dan longsor. Saat ini saya tinggal di kontrakan sambil menunggu bisa memperbaiki rumah. Alhamdulilah, bantuan bahan makanan, kebutuhan sehari-hari dan peralatan mencuci ini sangat bermanfaat dan meringankan beban ekonomi keluarga saya. Hatur nuhun! ”, ungkap Ibu Siti sebagai salah satu penerima manfaat proyek tanggap darurat GNI dan KOICA.

Dapatkan banyak keuntungan

Contact us on WhatsApp