Ibu Rumah Tangga Berdaya: Dari Atlet Karate hingga Buka Toko Kue Sendiri

Mimpi Ibu Riska

 
Bertemu Ibu Riska sangat menyenangkan. Beliau menyambut kami dengan tawa dan suara yang bersemangat di rumahnya. Ibu Riska adalah salah satu warga Rawa Badak Selatan yang kami kunjungi hari itu. Kami duduk berbincang ringan di ruang tamunya yang sederhana. Pada lorong di dekat dinding pemisah antara ruang tamu dan kamar tidur beliau, terlihat oven dan perlengkapan membuat kue tertata rapi di atas meja kayu kecil.

Setelah perkenalan singkat, kami mengetahui bahwa Ibu Riska pernah menjadi seorang atlet karate perwakilan wilayah Jakarta Utara di masa mudanya. Dari jalur atlet tersebut juga Bu Riska kemudian mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di jurusan ekonomi. 

Hal ini kemudian memotivasi Bu Riska untuk bermimpi memiliki usaha sendiri karena menyadari menjadi atlit ada masanya. Selain itu, beliau pun memiliki ketertarikan terhadap dunia tata boga. Ketertarikan ini kemudian mendorong beliau untuk mengikuti kursus tata boga yang bersertifikasi, sembari bekerja juga sebagai pegawai kantoran.
 

Kisah Awal Kesuksesan Usaha Ibu Riska


Setelah menyelesaikan kursus dan mendapat sertifikat, Bu Riska memberanikan diri untuk menerima tawaran pesanan kue. Beliau kembali mengenang pesanan kue pertamanya yaitu dari kantor sang ayah, Pertamina. Bermodalkan Rp1.500.000 dari kantong sendiri, Bu Riska memenuhi permintaan tersebut. Dari pesanan pertama itu, Bu Riska berhasil mendapatkan Rp3.000.000, dua kali lipat dari modal yang beliau keluarkan.

Hal ini memberikan kepercayaan diri kepada beliau untuk menerima pesanan berikutnya sekaligus mempromosikan diri kepada teman dan kerabat. Perlahan-lahan usaha kue Bu Riska mulai terkenal hanya lewat promosi dari mulut ke mulut. 

Pesanan berdatangan terutama menjelang hari raya besar keagamaan. Dengan suksesnya penjualan kue tersebut, Bu Riska kemudian memantapkan diri untuk tidak melanjutkan pekerjaan kantoran lagi. Selain mempertimbangkan juga fleksibilitas waktu dalam mengurus keluarga terutama suami dan anak-anak.

Keputusan ini membawa kebahagiaan bagi beliau karena bisa mendampingi perkembangan anak-anaknya baik pendidikan maupun bakat mereka, sambil tetap mendapat penghasilan. Bahkan Bu Riska memiliki waktu untuk menggeluti kembali dunia karate, sebagai pelatih. Beliau mengelola sendiri usaha kue dan klub karatenya. Dari kedua usaha tersebutlah, Bu Riska mendapat penghasilan untuk mendukung sang suami.
 

Dampak Pandemi pada Usaha Ibu Riska

 
Sampai ketika Covid melanda. Masa itu merupakan masa tersulit bagi usaha Bu Riska. Dengan adanya pembatasan sosial memaksa beliau untuk sementara menghentikan klub karate. Begitu pula daya beli masyarakat yang menurun, berpengaruh besar pada usaha kuenya. Pada masa tersulit itu, kenaikan yang diterima dari usaha kue, semaksimalnya hanya sampai 80?ri modal. Demikian cerita Bu Riska sambil mengenang masa yang berat itu.

Ketika Bu Riska mulai pasrah dengan usaha kue yang sudah dirintisnya sejak tahun 2011, ditambah dengan ketidakpastian akan Covid yang melanda, beliau kemudian mendengar tentang Koperasi. Bu Pur, yang adalah tetangga beliau, mengetahui kesulitan yang dialami oleh Bu Riska dalam membangkitkan kembali usahanya, kemudian mengajak beliau untuk bergabung. 
 

Koperasi Membangkitkan Harapan

 
Bu Riska mendapat penjelasan tentang Koperasi dari Bu Pur. Hal yang kemudian membuat beliau yakin untuk bergabung, selain tentunya kebutuhan terhadap akses permodalan, terutama sekali dikarenakan rincian pinjaman di Koperasi jelas untuk dipahami.

Alasan lainnya yang membuat Bu Riska tertarik adalah adanya fasilitas menabung di Koperasi, sehingga kehadiran koperasi tidak semata-mata memberikan pinjaman. Beliau menilai bahwa Koperasi juga hadir untuk memberikan pengetahuan keuangan kepada anggotanya.

Sampai saat kami bertemu dan berbincang hari itu, Bu Riska telah 2 tahun menjadi anggota Koperasi Batavia Maju Bersama. Pada masa itu juga beliau mendapat teman baru untuk saling berbagi cerita dan ilmu dalam mengembangkan usaha. Bu Riska pun selalu aktif mengikuti Rapat Anggota Tahunan, sedangkan Sisa Hasil Usaha miliknya tidak diambil, melainkan dilanjutkan sebagai tabungan.

“Keanggotaan dalam koperasi membawa banyak manfaat bagi saya. Sebagai anggota koperasi, saya dapat mengakses pinjaman dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan bank. Koperasi membantu saya menabung secara teratur dan mencapai tujuan keuangan saya,” cerita Bu Riska dengan bersemangat.

Pinjaman modal dari koperasi membantu Bu Riska perlahan bangkit dari keterpurukan di masa Covid. Terutama, dengan modal tersebut, beliau bisa memastikan ketersediaan stok bahan agar senantiasa dapat memenuhi pesanan yang diterima. 

Hal tersebut sangat mendukung dalam mempertahankan agar pemasukan tetap stabil dan tidak putus. Kestabilan pemasukan ini mempengaruhi pemenuhan rencana keuangan Bu Riska yaitu mempersiapkan tabungan masa depan ketiga anaknya. Tabungan dalam bentuk tabungan emas dan tabungan pendidikan di Bank DKI.

Bangkitnya usaha kue, Aden Cake milik Bu Riska, pasca Covid melanda, tidak lepas dari keputusan tepat yang diambil beliau untuk bergabung menjadi anggota koperasi. Hal ini juga membangkitkan kembali impian beliau, untuk memiliki kios kue sendiri di tempat yang strategis suatu saat nanti. Sehingga, Aden Cake yang beliau rintis tidak hanya menjadi kue rumahan, namun bisa menjadi bakery shop yang dikenal luas seperti toko kue ternama lainnya.

Ditulis oleh: Luwyse
Diedit oleh: FD Team

Dapatkan banyak keuntungan