Adaptasi Perubahan Iklim Masyarakat Pesisir di Padang Melalui Kebun Pangan Keluarga

Salah satu dampak nyata dari perubahan iklim yang terjadi di masyarakat pesisir di Padang adalah cuaca yang tidak menentu. Hal ini berdampak pada tingginya permukaan air laut dan berpotensi mengakibatkan abrasi. Perubahan cuaca juga mempengaruhi terganggunya waktu tanam tumbuhan pangan dan kemungkinan gagal panen. Kondisi-kondisi ini menyebabkan menurunnya pendapatan dari masyarakat pesisir yang sebagian besar adalah nelayan. Yang selanjutnya bisa dipastikan terjadi adalah masalah pemenuhan kebutuhan pangan keluarga.

Gugah Nurani Indonesia (GNI) mengadakan melakukan program pertanian kota sebagai kontribusi terhadap kesiapsiagaan masyarakat terhadap perubahan iklim. Berbagai kegiatan peningkatan kapasitas dirancang untuk 470 keluarga di Kelurahan Padang Sarai dan Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Konsep pertanian kota dipilih untuk menjamin ketahanan pangan keluarga di masyarakat pesisir. Harapannya, Ketika para nelayan tidak bisa melaut dalam jangka waktu yang panjang, setidaknya keluaga secara mandiri bisa memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi dari kebun mereka sendiri.



Terdapat sembilan jenis tanaman pangan yang ditanam, seperti cabai keriting, cabai rawit, labu, terong, tomat, mentimun, kangkung, bayam, dan buncis. Pemilihan jenis tanaman pangan ini berdasarkan konsumsi sehari-hari masyarakat setempat serta mempertimbangkan nilai gizinya. Untuk menjangkau target keluarga yang ditetapkan, GNI membentuk 63 orang kader yang dilatih menjadi fasilitator. Secara sukarela, kader-kader ini menggerakkan anggota masyarakat di Kelurahan Padang Sarai dan Pasie Nan Tigo. Caranya dengan melakukan diseminasi, pendampingan, dan monitoring berkala terhadap tetangga-tetangga di sekitar rumah mereka. Pendekatan kegiatan berkelompok ini dirasa cocok dengan karakter warga.



???????“Saat GNI melakukan kegaitan ini diawal 2022, bertepatan dengan tingginya harga komoditas pokok rumah tangga. Contohnya, harga cabai di tahun 2022 pernah mencapai Rp100.000,- hingga Rp120.000,- per kilogram, atuu naik sekitar 500% dibandingkan dengan harga tahun 2021, yaitu sekitar Rp20.000,- hingga Rp30.000,- per kilogram. Bagi masyarakat Padang, cabai merupakan  kebutuhan dasar dalam memasak. Setiap harinya, hampir setiap menu hidangan di rumah menggunakan cabai. Saat warga bisa memenuhi kebutuhan cabai dari kebunnya sendiri, hasil ini dapat mengurangi beban pengeluaran mereka”, demikian dijelaskan oleh Rinawati, Padang CDP Manager.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi, bahkan melebihi ekspektasi dan kesanggupan GNI untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat. Hal menarik yang terjadi di masyarakat adalah mereka berbagi bibit dan perlengkapan yang diberikan oleh GNI untuk tetangga sekitar mereka yang belum mendapat manfaat. Dampak positif lain yang dirasakan adalah bagaimana masyarakat dapat membangun solidaritas bersama untuk gerak bersama dalam program adaptasi perubahan iklim guna mewujudkan ketangguhan keluarga.

Dapatkan banyak keuntungan

Contact us on WhatsApp