Pembangunan Gedung PAUD Gugah Nurani Manggarai Barat

“Aku teing tana ho’o latangt pandè mbaru PAUD”. Secara literasi sepenggal kalimat berbahasa lokal Manggarai ini ditermahkan sebagai berikut : ‘kuhibahkan tanah ini untuk pembangunan rumah PAUD’. Kalimat ini merupakan ungkapan polos dari Hermanus Salum (61 tahun) seorang warga desa Compang, kecamatan Macang Pacar kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Herman sapaan akrabnya menghibahkan sebidang tanah untuk gedung PAUD Gugah Nurani Mabar. Selanjutnya dalam tulisan ini Pendidikan Anak Usia Dini Gugah Nurani Manggarai Barat atau disingkat dengan ‘PAUD GNM’. Tanah yang dihibahkan berukuran : 33 meter (Sebelah Utara), 21 meter (sebelah Selatan), 38 meter (sebelah Timur) dan sebelah Barat 33 meter. Jika didenahkan maka tanah ini berbentuk trapesium tak beraturan. Maka luasnya juga diukur dengan menggunakan rumusan luas trapesium tak beraturan.

Di era meruaknya persengketaan tanah di tengah masyarakat adat Manggarai dan masyarakat Indonesia pada umumnya, justru masih ada pihak yang peduli dengan dunia pendidikan. Herman justru rela menghibahkan tanahya untuk pengembangan pendidikan pada basis akar rumput yaitu desa. Herman adalah salah satu contoh warga desa yang peduli dengan dunia pendidikan. Untuk hal ini kita patut mengacungkan jempol dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Hermanus Salum. Tentu juga masih diharapkan akan muncul Herman-Herman lainnya yang peduli.

Sekilas tentang Lembaga PAUD di desa Compang

Sejak tahun 2015 akhir, pihak GNI telah bekerjasama dengan warga setempat untuk menjalankan program PAUD. Ada dua PAUD yang dibentuk yaitu di kampong Rembong  dan   kampung Compang desa Compang. Oleh karena belum adanya gedung PAUD, maka pihak GNI menyewa dua ruangan di rumah warga setempat. Sarana berupa kursi bagi murid PAUD dan meja-kursi untuk guru-guru yang mengajar di PAUD Comang telah disiapkan oleh pihak GNI. Sementara meja dan kursi bagi murid dan guru-guru PAUD di kampung Rembong masih diusahakan unntuk dilengkapi. Selain meja dan kursi, pihak GNI juga telah menyiapkan ATK untuk kedua PAUD ini. Guru yang mengajar pada dua TK ini berjumah 5 orang yang terdiri dari  3 pengajar di kampung Compang dan 2 pengajar di kampung Rembong. Kelima guru di dua PAUD ini telah mendedikasikan dirinya dalam upaya menjalankan program PAUD di desa ini. Selama 2 tahun mereka serius mengajar dan mendidik para murid PAUD walaupun dengan insentif yang tidak memadai. Untuk sementara GNI memberikan insentif kepada para pengajar di dua PAUD ini.  

Selain bantuan dari GNI, juga ada kontribusi orang tua murid PAUD untuk insentif para guru dan operasional PAUD ini. Orangtua murid PAUD masing-masing membayar 25 ribu rupiah khusus di PAUD Compang. Sementara orang tua murid PAUD di kampung Rembong telah menyumbangkan dana untuk pengadaan seragam bagi para murid dan menyumbangkan uang secara sukarela untuk pengadaan seragam bagi para murid PAUD secara swadaya. Terkait dengan insentif para pengajar PAUD, dalam diskusi pihak GNI dengan Kepala Desa Compang yang diadakan pada awal tahun 2017 disepakati bahwa pihak Desa Compang akan menyediakan insentif berupa honorarium bagi guru sebesar 21 juta rupiah dari APB Desa 2017. Desa juga menjanjikan akan mengalokasikan Dana Desa dalam APB Desa pada tahun-tahun selanjutnya.   

Peletakkan Batu Pertama PAUD Gugah Nurani Mabar

Jumat, 16 September 2017 (15.45 Wita) diadakan upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan sebuah gedung PAUD. Acara ini dilakukan di tempat yang akan dibangun PAUD di kampung Compang-Desa Compang kecamatan Macang Pacar, kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hadir dalam kegiatan ini sebanyak 33 orang (21 laki-laki dan 11 perempuan) yang terdiri dari tokoh adat setempat,  aparatur pemerintahan desa, pengurus dan anggota CDC Compang, para guru, pegiat posyandu, staff GNI dan masyarakat setempat.

Upacara diawali dengan ritual adat tuak kapu (sebotol local wine) yang dipandu Bapak Markus Mabur anggota Badan Permusyawaratan Desa/BPD dan sekretaris CDC (Community Development Committee) Compang. Melalui tuak kapu ini Markus mewakili warga setempat mengapresiasi pihak yang telah berkontribusi dalam upaya-upaya pada bidang pendidikan di desa mereka. Pihak-pihak itu adalah Yayasan Gugah Nurani Indonesia/GNI melalui Community Development Project Manggarai Barat (CDP Mabar) dan kepala Desa serta staf pemerintah Desa Compang. Juga penghargaan kepada beberapa otorita lokal seperti Kepala Sekolah dan staf pengajarnya, staf medis dan pipinanan Agama (Gereja) setempat. Warga setempat mengharapkan agar kerjasama ini berdampak pada sektor pendidikan dan sektor lainnya di desa mereka.
‘Terimakasih kepada GNI Pusat atas kepeduliannya kepada warga kami di sini. Kami mendoakan agar Anda sekalian sehat dan tetap bersemangat. Titip salam untuk pimpinan Anda di Jakarta. Demikian juga penghargaan kami atas semagat kerjasama dari pemerintah desa Compang atas inisiatifnya membangu kerjasama dengan pihak GNI’ kata Markus Mabur menutupi sambutannya. 

Dalam upacara ini, Fransiskus Sales mewakili ketua Komite Pemberdayaan Masyarakat (Community Development Committee/CDC) desa Compang memberikan sambutan. Frans mengharapkan agar pihak GNI tetap membangun kerjasama ke depannya.
“Kami beterimakasih kepada pihak GNI yang selalu mempercayai kami untuk menjalankan program-program GNI di desa kami. Sudah banyak kegiatan GNI di desa ini. Mereka mempercayai kami anggota CDC untuk menyelenggarakan beragam kegiatan termasuk mengupayakan pembangunan Gedung PAUD ini. Kami telah mempersiapkan legal status berupa SK pendirian PAUD Gugah Nurani Comapang ini pada Dinas Pendidikan Luar Sekolah di Labuan Bajo, dan nomor Pokok Seri sudah kami kantongi dan telah digantung di dinding ruangan PAUD sementara”. Demikian Frans menginformasikan.
Sebagai catatan, Labuan Bajo adalah Ibukota Kecamatan Manggarai Barat). Sebagaimana diketahui anggota CDC adalah representasi otoritas setempat atau Komite Pemberdayaan Masyarakat/KPM untuk menyelenggarakan sekaligus merawat keberlanjutan program GNI dan program  lainnya di desa Compang. Angota CDC merupakan representasi dari  aparatur desa, pihak pendidikan, agama, kesehatan dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.    

Sebagai perwakilan desa Compang, Bapak Darianus Midun sekretaris Desa yang mewakili kepala Desa Compang yang tidak sempat hadir, memberikan sambutan. Beberapa poin penting dari sambutan Kades Compang adalah ucapan terimakasihnya kepada pihak GNI yang telah melakukan kerjasama.
‘Untuk membangun gedung PAUD, syaratnya harus ada tanah. Kalau masyarakat tidak mau menyerahkan tanahya maka acara peletakkan batu pertama hari ini tidak bisa dilaksanakan. Jadi tanah harus disedikan pemerintah desa dan masyarakatnya. Karena itu kita menyampikan terimakasih kepada Bapak Hermanus Salum yang telah menghibahkan dengan sukarela sebidang tanahnya untuk pembangunan Gedung PAUD ini. Harapannya para guru PAUD tetap menjalankan proses belajar mengajar di sini. Masih banyak hal yang harus kita benahi seperti sarana mainan anak-anak, insentif para guru dan lainnya. Sementara orang tua harus proaktif dalam mengantar dan menjemput putra-putrinya di sini. Karena itu kerjasama antara semua pihak harus dilakukan. Orang tua jangan berpikir bahwa pendidikan PAUD itu tidak penting. Ke depannya anak-anak yang diterima di Sekolah Dasar harus memiliki izasah PAUD atau TK. Jika tidak maka anak-anak kita akan ditolak di SD. Karena itu perlu ada proaktif dari orang tua murid PAUD. Sebagai bukti keseriusan GNI, pada saat ini mereka menghadirkan dua karyawan dari PT Multi Talenta sebagai kontraktor pembangunan Gedung PAUD ini” kata Darianus menutupi sambutannya.
 
Dalam sambutannya Kades Compang juga menginformasikan bahwa akan mengalokasikan Dana Desa untuk insentif bulanan para guru PAUD serta akan memasukkan dalam Anggaran Desa tahun 2018 dan tahun-tahun berikut khususnya insentif para guru serta pengadaan sarana-prasarana PAUD. Pada akhir sambutannya Kepala Desa Compang memberikan apresiasi kepada GNI atas kontribusinya pada pembangunan di desa Compang khususnya sumbangan pembangunan Gedung PAUD. Kades sangat mengharapkan agar kerja ini tetap terawat dan berjalan dengan baik. Pada prinsipnya pihak desa Compang selalu membuka diri untuk semua upaya pembangunan dari pihak lain 

Dalam acara ini hadir juga tokoh pendidikan yaitu kepala Sekolah SD Compang ibu Yunita Maria Yustina, S.Pd. Dalam sambutannya Ibu Yustina menekankan pentingnya pendidikan PAUD bagi anak-anak. Dari pengalamannya mendidik siswa-siswi SD, Maria memastikan bahwa anak-anak SD yang pernah mengikuti pendidikan PAUD jauh lebih kreatif dibadingkan dengan anak-anak yang tidak pernah mengikuti Pendidikan PAUD. Ibu Yustina juga apresiasi kepada Yayasan GNI yang telah mendedidasikan diri mereka pada pengembangan dunia pendidikan.
“Beda sekali penampilan dari anak-anak yang pernah mengenyam pendidikan di PAUD atau TK daripada anak-anak yang tidak mengalaminya. Anak-anak dari PAUD sangat kreatif. Mereka bisa memegang pena dengan baik, bisa menyanyi dan tampil dengan berani. Melihat perbedaan yang sangat mencolok ini, sesuai dengan program pemerintah, maka ke depannya hanya anak-anak yang memiliki izasah PAUD/TK yang bisa diterima di sekolah Dasar. Sedangkan anak-anak yang tidak pernah mengikuti pendidikan PAUD tidak akan diterima di SD. Karena itu perlu partisipasi semua orang tua untuk mengantar dan menjemput anaknya di sekolah. Pendidikan itu harus mulai dari keluarga. Guru-guru di sekolah hanya menambahkan saja. Maka perlu kerjasama dari kita semua”. Demikian Yustina mengakiti sambutannya.

Mewakili pihak Yayasan GNI, CDPM Mabar Bapak Tarsisius Timo Subani menyampaikan sambutannya. Tarsi mengapresiasi kerjasama dengan warga desa Compang terutama dengan Kepala Desa  dan stafnya yang telah turut berkontribusi terhadap pendirian gedung PAUD ini. PAUD ini dibangun sebagai kenangan GNI pada desa Compang. GNI akan merasa bangga jika mereka meninggalkan kenangan indah di kampung ini. Dengan demikian GNI melakukan serangkaian diskusi tentang PAUD ini dengan berbagai pihak baik dengan Pemda Mabar khususnya Bidang Pendidikan Luar Sekolah/PLS maupun dengan Pemdes dan tokoh-tokoh masyarakat di desa Compang. Oleh karena itu, kami melakukan diskusi secara internal dengan mengontak Pak Hendrik dari departemen pendanaan GNI untuk  mencari dana guna pembangunan gedung PAUD ini. Sebagai bukti cintanya kepada warga di sini Hendrik pun datang dari Jakarta dan menghadiri acara peletakkan batu pertama ini.

Untuk diketahui, serangkaian diskusi panjang antara pihak GNI dan otoritas warga desa Compang telah dilakukan beberapa kali. Mulai dari diskusi tentang pembangunan Gedung PAUD dengan warga setempat, diskusi tentang darimana dana untuk insentif guru-guru, apa saja sarana-prasarana yang diperlukan, dilakukan pertemua untuk pembentukkan Komite PAUD sampai diskusi tentang tanah yang akan digunakan untuk pembangunan gedung ini. Selama 2 tahun pihak Yayasan GNI telah menginisiasi sebuah upaya menghadirkan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desa Compang sebagai salah satu komunitas dampingan GNI. Terakhir upaya menghadirkan GNI untuk berdiskusi final tentang pendirian gedung PAUD ini. Pertemuan terakhir telah dilakukan di rumah gendang (rumah adat) dengan berbagai tokoh masyarakat setempat.Dari pertemuan itu direkomendasikan agar warga setempat menyediakan tanah khusus untuk membangun gedung PAUD. Hasil diskusi adalah disediakannya tanah untuk gedung PAUD. Dengan demikian peletakkan batu pertama pada hari ini merupakan puncak dan hasil dari diskusi panjang yang telah dilakukan selama ini. Dan diinformasikan bahwa kontraktor pembanguan gedung PAUD dilakukan oleh pihak PT Multi Talenta.

Setelah sambuatan GNI dilanjutkan dengan upacara ‘takung naga tana’ yang dipandu oleh tetua adat setempat yaitu Bapak Anthonius Tono. Tujuan dari upacara ini adalah, sebuah doa dan pengharapan warga setempat agar ‘tuan atau naga tanah’ dapat melindung dan memberikan kenyamanan bagi orang yang menggunakan tanah dan gedung PAUD yang akan dibangun. Media ritual adat ini dengan dipilihnya lalong cepang yaitu seekor ayam jantan yang didominasi dengan bulu merah, selain  putih, hitam dan warna lainnya sebagai sesajian atau persembahan kepada para leluhur dan tuan/naga tanah. Darah ayam jantan itu dipoles di sebuah batu yang dijadikan sebagai batu pertama dalam pembangunan gedung PAUD. Setelah dibakar, sebagian isi dalam ayam kurban seperti, hati dan paru-parunya yang sudah dibakar serta nasi, garam dan tuak sopi (local wine) diletakkan di atas batu pertama itu. Ritual peletakkan batu pertama ini diakhiri dengan foto bersama.               

Tentang Yayasan Gugah Nurani Indonesia

Yayasan Gugah Nurani Indonesia atau disingkat GNI merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM dengan program utamanya fokus  pada upaya-upaya penguatan hak-hak anak. Kantor Pusat GNI saat ini ada di Soul ibukota Negara Korea Selatan. Dalam mengembangkan program-programnya GNI berafiliasi dengan bidang Ekonomi dan Sosial PBB (UN Ekosoc). Juga bekerjasama dengan beberapa lembaga Good Neighbors International (GNI) seperti GNI US, GNI Japan dan GNI South Korea sebagai funding utama.

Selain bertanggung jawab kepada GNI di Korea, sebagai lembaga humanitarian, di Indonesia Yayasan GNI bertanggung jawab kepada Kementerian Sosial (Kemensos). Sebelum melaksanakan programnya terlebih dahulu GNI membangun kesepakatan kerjasama dengan Kemensos. Dalam implementasi programnya di desa-desa, GNI membangun kerjasama dengan berbagai pihak dengan ditetapkannya kantor cabang di 17 daerah di Indonesia yang disebut dengan Community Development Project (CDP). Di Flores GNI mempunyai 2 CDP yaitu Borong CDP dan Maggarai Barat atau disingkat Mabar CDP. CDP-CDP ini membawahi beberapa departemen yaitu Operations Department/OD, Income Generation Department/IGD, Service Sponsorsive Department/SSD  dan Administration Department/AD untuk mendukung ketiga departemen lainnya.

Di Kabupaten Manggarai Barat/Mabar, CDP Mabar bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Mabar khususnya Bappeda, Dinas Pendidikan dan Olahraga, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan, industri dan Koperasi. Di tingkat desa, GNI bekerjasama dengan 2 kecamatan yaitu Kecamatan Kuwus dan Kecamatan Macang Pacar. Di Kecamatan Kuwus GNI bekerjasama dengan desa Pangga dan desa Wajur-Hawe. Dan di kecamatan Macang Pacar dengan desa Compang, desa Waka dan desa Pong Kolong. Selain bekerjasama dengan Pemerintahan Desa, GNI juga bekerjasama dengan 3 SMP dan 8 SD. Pemangku kepentingan lainnya adalah adat, agama (Gereja), Puskesmas/polindes, dan kelompok-kelompok tani dan kelompok koperasi.

Khusus di bidang Pendidikan, GNI melaksanakan beberapa program untuk anak-anak sponsornya antara lain : program Annual Progress Report/ APR, Annual Child Letter/ACL, Home visit, Regular Give Money and Letter/GML, pembuatan MCK, perpipaan dan bak penampung air di beberapa sekolah. Juga pembentukkan Child Learning Centre?CLR, children medical check up, pembentukkan UKS, komite dokter kecil dan komite Pemberdayaan Bakat dan minat Anak. Untuk mendukung orang tua anak-anak sponsor GNI mengembangkan program demplot pertanian dan pendampingan kelompok Koperasi. Dalam melaksanakan semua program ini staf GNI dibantu oleh anggota Community Development Committee/CDC. Hampir semua kegiatan berbasis desa dibantu oleh anggota CDC ini dalam implementasinya.

Artikel oleh : Siprianus Guntur (Staff Mabar CDP) 

Subscribe to our newsletter
for news and updates